Sabtu, 19 Januari 2008

GENDER DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pendahuluan

Berbicara mengenai permasalahan persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan,atau istilah popularya persamaan "Gender" belakangan ini menjadi isu actual dan menjadi wacana public yang begitu mencolok.

Maraknya ketidakadilan dan ketidak setaraan berdasarkan perbedaan jeis kelamin menjadi topic utama dalam pembahasannya. Mereka bilang, bahwa perempuan adalah manusia yang diciptakan sama seperti laki-laki, perempuan diciptakan bukan mahluk pelengkap laki-laki, maka perempuanpun mesti memilii hak dan perlakuan yang sama dalamaspek sosialseperti halnya laki-laki.

Kelompok lain menyatakan, bahwa perempuan tidak seperti itu, perenpuan tidak memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki,dan mereka beranggapan bahwa perempuan sebagai pelengkap laki-laki, perempuan hanya bertugas mengurus rumah-tangga, mengatur keuangan rumah tangga,mengurus anak, mencuci, dan melayani suami.

Pembnahasan

1.Pengertian

Gender menurut para ahli berasal dari bahasa inggris yang mengandung arti "jenis kelamin"Menurut Muhammad Salik yang dikutip dari pernyataan Esha, gender merupakan perbedaan yang nampak antara laki-laki dan perempuan yang dilihat dari segi nilai dan tingkah laku.

Sementara umar menyatakan bahwa gender dapat dipahami sebagai suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya. Menurutnya, Gender dalam hal ini merupakan suatu bentuk rekayasa masyarakat (Social Contructions), bukannya sesuatu yang bersifat kodrati. Pendeknya, gender adalah jenis kelmin sosial dan bukan jenis kelamin yang terciptasecara kodrati.

Disisni jelas terlihat, bahwa gender secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan dari sudut sosial budaya. Dalam hal ini gender biasanya dikaitkan dengan pembagian atas dasar jenis kelamin dan klasifikasi berdasarkan jeniskelamin.

Menurut salik pembedaan seperti ini muncul dalam banyak lapangan kehidupan yang sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk pembagian ruang public dan domestic antara laki-laki dengan perempuan.

2.Bentuk Ketidakadilan

Tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam setiap permasalahan pasti ada yang pro dan ada yang kontra, dalam masalah ini, setidaknya ada dua pandangan yang saling tarik menarik. Pertama, mereka yang beanggapan bahwa, sistem hubungan laki-laki danperempuan telah sesuai dengan ajaran islam,karenanya tidak perlu diperbincangkan lagi.kelompok kedua menilai bahwa keum perempuan saat ini berada dalam keadaan diskriminatif, diperlakukan tidak adil, dan katanya harus diperjuangkan.

Dalam perspektif yang kedua,ketidakadilan yang ditimbullkan oleh perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan diantaranya:

a. Pemiskinan Ekonomi terhadap permpuan, ini terlihat dari banyaknya perempuan yang disingkirkan dan menjadi miskin disebabkan oleh program revolusi hijau yang memfokuskan pada petani laki-laki.

b. Suboprdinasi pada salah satu jenis seks, yang umumnya pada kaum perempuan. Dalam hal ini banyak hal dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang tidak memandang perlu keberadaan perempuan.

c. Kekerasan terhadap jenis kelamin tertentu,umumnya peenpuan, baik kekerasan fisik, sampau pada kekerasan yang lebih halus.

d. Karena peran perempuan adalah mengelola rumah tangga, maka perempuan banyak menanggung beban domestic.

e. Dll.

Semua jenis ketidakadilan tersebut yang sering dijadikan sebagai alat untuk membahas dan memperbincangkan masalah-masalah semacam ini.

3.Gender Dalam Persfektif Islam

Sesuai dengan firman Allah dalam Al Qu`an yang artinya: "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin[1218], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar".

[1218] yang dimaksud dengan muslim di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.

Bertolak dari ayat tersebut, jelas bahwa al-Qur'an ditujukan kepada pria maupun wanita,walaupun seringkali digunakan kata ganti maskulin untuk merujuk pada semua orang.Al-Qur'an secara khusus menyebut dan membatasi kaum wanita dan priasebagai orang-orang mukmin dan orang-orang kafir.

Al-Qur'an berkali-kali menegaskan bahwa gender atau jenis kelamin sama sekali tidak berkaitan dengan status spiritual seseorang. Secara khusus kita di beri tahu bahwa Allah menciptakan pria dan wanita dari satu entitas tunggal. Kita semua,laki-laki dan perempuan berasal dari sumbeyang sama,dan inilah yang penting.

Selain itu kita harus mempertimbangkan bahwa Allah mempunyai nilai dan tujuan tertentu dengn membagi manusia kedalam jenis pria dan wanita.Jika tidak deikian, maka tidak ada tujuan dan nilai sama sekali. Keberadaan laki-laki dan perempuan sangatlah penting untuk memastikan kelangsungan hidup manusia. Masing-masing memiliki sifat-sifat yang berbeda tetapi sama-sama berharga dan bernilai. Masing-masing memiliki tugas yang berbeda tetapi sama-sama berharga dan harus saling menghargai. Seperti dinyatakan dalam al-Quran,yang artinya: …dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan…(Q.S 3;36).

Sebagaimana telah diketahui dalam sejarah, Islam sesungguhnya mempunyaiandil besar dalam meretas belenggu kultur arab Jahiliyyah yang telah menjerat harkat kemanusiaan. Islam adalah agama yang sangat mempedulikan dan mengajarkan prinsip-prinsip keadilan. Dalam hal ini "keadilan dalam perspektif Islam" Demikian menurut Baqirshahi yang dikutif Muhammad Salik. Hal ini, membuktikan bahwa islam merupakan agama yang penuh dengan cita-cita sosial. Sebagai gerakan cultural, Islam mendobrak keterbelakangan dan melepaskan bekenggu yang mengikat harkat kemanusiaan.

4. Hilmi tentang Gender

Ada banyak hal yang menarik yang saya temukan, disatu sisi perempuan meminta persamaan hak dalam asfek kehidupan, namun disisi lain perempuan justru sering menuntut perlakuan yang lebih ketimbang laki-laki. Perempuan lebih sering ingin diperhatikan oleh laki-laki ketimbamg laki-laki yang diperhatikan perempuan. Perempuan lebih sering minta diperlakukan manja oleh laki-laki, dalam banyak kesempatan perempuan selalu ingin didahulukan, ingin dilindungi, dan diprioritaskan. Termasuk dalam hal-hal kecil seperti dalam angkutan umum, dan lain-lain.

Menurut saya,ini merupakan hal yang justru bertentangan dengan apa yang mereka tuntut selama ini.

Andai para perempuan itu benar-benar ingin terwujud persamaan gender, kenapa minta didahulukan? Kenapa tidak bersaing saja? Bukankah mereka sendiri yang bilang kalau pada dasarnya, laki-laki dan perempuan adalah sama?laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dan mesti diperlakukan sama,dalam setiap kesempatan,mulai dari hal-hal semacam naik bis misalnya,sampai pada masalah yang lebih besar,karier misalnya?.

Artinya perempuan Indonesia memang belum siap untuk menjalankan persamaan gender yang mereka bilang dapat meningkatkan harkat dan martabat perempuan. Justeru menurut asumsi saya dengan diperlakukannya perempuan seperti ini,sebelum menuntut persaman gender, perempuan merupakan mahluk yang paling mulia didunia ini, mereka selalu dihormati, mereka disayangi, mereka diprioritaskan dan banyak hal-hal lain yang sebenarnya dengan hal macam ini adalah bentuk dari penghormatan terhadap wanita.

Kenapa justeru perempuan yang tidak setuju?. Kenapa justeru perempuan yang merasa dirugikan?.kenapa Justeru perempuan yang merasa diperlakukan diskriminatif?,dimarginalkan?,direndahkan?,.

Dengan asumsi persamaan gender, bukankah akan menjadi lumrah, kalau di suatu saat, para laki-laki minta dilindungi oleh kekasihnya, misalnya?

"Atau, yang lebih ekstrem, dalam dunia olahraga, tak ada lagi istilah tunggal putri, ganda putri, dan segala macam kelas yang didasarkan gender. Akan ada perempuan sebagai penjaga gawang di lapangan, di tengah-tengah gempuran Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi. Laki-laki dan perempuan berada di satu arena yang sama".

Menurut asumsi saya, kalau selama ini perempuan menuntut keadilan denganmenuntut persamaan hak dalam bidang kehidupan, baik ruang lingkupnya individu,keluarga, masyarakat ataupun yang ada kaitannya dengan kebijakan-kebijakan negara.Justeru itu merupakan ketidakadilan, karena adil itu sendiri adalah menempatkan segala sesuatu sesuai dengan proforsinya, kalu dalam segala asfek perempuan minta disamakan haknya,itu tidak proforsional saya kira.

Sepengetahuan saya dalam hal ini Islam sudah dengan jelas menyatakan, bagaimana tugas seorang suami dalam keluarga, tugas istri dalam keluarga dan lain-lain.islam dalam hal ini telah secara proforsional dan adil dalam menentukan tugas perempuan sebagai istri dan tugas laki-laki sebagai suami. Dan banyak lagi contoh lainnya yang telah dengan jelas termaktub dalm ayat-ayat Allah. Kenapa perempuan mesti protes?.

Saya justeru lebih setuju,kalu perempuan dalam kapasitas seorang istri dan seorang ibu, focus terhadap segala aktivitas keluarga, selama suami masih ada dan mampu menghidupi keluarga. Perempuan sebagai seorang istri dan ibu berkewajiban unutk:

a. Mendidik anak,Karena keluarga(ibu) merupakan pendidik yang pertama dan utama. Ibu memiliki peranan kunci dalam hal mendidik anak. Menurut pandangan klasik (orang-orang tua terdahulu) menyatakan(walau mereka berbicara tanpa penelitian yang menggunakan metode seperti saat ini), bahwa air lur seorang ibu dapat menyembuhkan luka anaknya, air lur seorang ibu yang ditelah anaknya lebih mujarab dari obat-obat kimia rakita sekarang, bahasa ibu lebih dari sekedar bahasa yang dikenal anak saat ini. Dan saya termasuk salah satu yang percaya dengan hal semacam itu. Berhasil atau tidak pendidikan anak, sangat bergantung pada pendidikan seorang ibu di rumahnya. Dan seorang ibu yang baik adalah ibu yang ketika anaknya menangis,ia ada disampingnya, dan meninabobokannya,ia akan selalu ada didekat anak-anaknya ketika anak membutuhkannya.Ibu yang baik,bukan ibu yang kesehariannya,kegiatannya berada diluar rumah dan kewajiban mengurus dan mendidik anak diserahkan pada pembantu.

b. Menjaga diri

c. Menjaga kehormatan/nama baik keluarga

d. Menjaga harta suami

e. Dan lain-lain.

Penutup

Perempuan-perempuan (yang katanya) modern tak henti berteriak-teriak, menyuarakan persamaan gender, gerakan feminis, emansipasi, atau apalah. Mereka menuntut persamaan hak dan kewajiban setara dengan kaum laki-laki, dengan alas an bahwa pada dasarnya, laki-laki dan perempuan adalah sama.

Beragam sifat halus,pergulatan,peranan,konplk, dan definisi sosial tentang wanita dan pria dalam dunia material becorak fisik dan sekuler. Semua ini berubah sesuai dengan perjalanan waktu,budaya,dan lokasi geografis. Perbedaan tentang apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dikerjakan oleh wanita biasanya berada padatataran yang rendah ini dan sering kali berkaitan dengan isu-isu politik,sosio-ekonomi serta upaya untuk mengendalikanya.

Dalam kaus ini perempuan Indonesia belumsiap untuk melaksanakan keinginan sebagian kecil wanita yang menuntut kesetaraan gender dalam berbagai asfek kehidupan.dengan ditemukannya hal-hal yang bertentangan dengan keinginan mereka, maka tak usah peempuan Indonesia mengikuti budaya barat yang justeru menurut asumsi saya tidak menghargai keberadaan wanita sebagai seorang perempuan yang memiliki hak istimewa,ketimbang laki-laki.