Selasa, 13 November 2007

TUGAS RESENSI

EVALUASI PROGRAM

Judul Buku : Evaluasi Program

Penulis : DR Farida Yusuf Tayibnapis M.Pd.

Penerbit : 2000,Jakarta.Rineka Cipta

Tebal : 195 halaman

Peresensi : Irpan Hilmi

Sebagaimana telah kita ketahui dan sadari bersama bahwa pendidikan merupakan sarana untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa sampai sejauh ini kritikan-kritikan sering muncul menghujani sistem pendidikan bangsa ini.

Sampai saat ini Indonesia kelihatannya belum menemukan sistem pendidikan yang cocok untuk di terapkan di bangsa ini, sehingga lagi-lagi sistem pendidikannya diganti dan diperbaharui, walaupun esensinya hampir sama. Hal-hal seperti itu akan terus terjadi apabila para penentu dan pemegang kebijakan tidak serius menangani hal-hal seperti itu, tentunya hal tersebut biasa terjadi karena ada beberapa hal yang menyebabkannya, baik itu masalah tekhnis maupun nontekhnis.

Melihat kenyataan seperti itu penulis menyatakan bahwa program pendidikan perlu di evaluasi. Senada dengan pernyataan para pakar pendidikan bahwa mereka pun menyokong evaluasi program pendidikan harus dilakukan.

Evaluasi merupakan proses yang menentukan sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai (Tyler) dan masih banyak lagi devinisi mengenai evaluasi. Dalam hal ini evaluasi memegang peranan penting dalam membuat kebijakan dan keputusan, menilai hasil belajar, menilai kurikulum dn dalam hal-hal lain yang ada kaitannya dengan evaluasi pendidikan.

Dalam proses evaluasi penting sekali menentukan apa dan siapa yang akan dievaluasi kemudian aspek-aspek apa saja yang akan dievaluasi. Setelah merumuskan siapa dan aspek-aspek apa saja yang akan dievaluasi, maka ada beberapa cara atau model evaluasi yang biasa dipakai sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan denngan aspek apa yang akan dievaluasi. Model-model tersebut diantaranya ada: CIPP, UCLA, Brinkerhoff, Stake dan banyak lagi model-model lain dengan keunggulan dan kelemahan tersendiri.

Dalam model stake misalnya, ia menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi, yaitu Description and judgment dan membedakan adanya tiga tahap dalam program pendidikan yaitu antecedents, transaction dan outcomes.

Stake mennyatakan bahwa bila kita menilai suatu program pendidikan, kita melakukan perbandingan yang relatif antara satu program dengan yang lainnya. Kemudian penulis pun menyatakan bahwa ada beberapa pendekatan dalam mengevaluasi diantaranya; pendekatan experimental, artinya suatu pendekatan yang berorientasi pada penggunaan experimental science dalam program evaluasinya. Goal oriented approach yaitu pendekatan yang memakai tujuan program sebagai criteria untuk menentukan keberhasilan, dan ini merupakan pendekatan yang praktis. The decision Focused approach pendekatan ini menekankan peranan informasi yang sistematis untuk mengelola program dalam menjalankan tugasnya, dan pendekatan ini lebih memperhatikan pembuatan keputusan yang khusus dan pengaruhnya makin besar kepada keputusan program yang relevan. Dan disamping pendekatan itu masih banyak pendekatan lainnya.

Selanjutnya kita harus memfokuskan evaluasi, artinya kita harus mengkhususkan apa dan bagaimana evaluasi akan dilakukan. Apabila evaluasi telah terfokus maka proses dan desain bias dimulai. Mulai dari menentukan apa yang akan dievaluasi, bagaimana prosesnya, seperti apa kerangka pemokusannya?, elemen-elemen apa saja yang diperlukan dalam proses pemokusan ini, dan hal apa saja yang yang perlu diingat dalam pengumpulan data/informasi. Serta yang tak kalah pentingnya desain programnya seperti apa?. Baru setelah itu kita dapat merumuskan masalah-masalah umum dan mengimplementasikannya.

Kemudian langkah berikutnya adalah melaporkan hasil evaluasi. Hal ini perlu dilakukan karena berguna untuk memperbaiki dan mengembangkan program dan laporan harus diserahkan secepatnya. Dalam hal ini evaluasi memiliki peranan yang sangat penting dan memberikan kontribusi yang besar terhadap pendidikan, karena hasil evaluasi dapat menentukan sejauhmana tujuan dapat dicapai. Sebuah hasil evaluasi mesrinya dapat membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, dll.

Dengan adanya evaluasi diharapkan system pendidikan bangsa ini yang kerap berubah-ubah dapat diperbaiki. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting karena pendidikan merupakan sarana yang dapat meningkatkan kualitas bangsa. Dan di Negara-negara maju pendidikan dianggap sebagai saran untuk mengatasi permasalahan-permasalahan social.

KOMENTAR:

Dalam beberapa buku tidak jarang para pembaca menemukan bahasa yang kurang enak dilapalkan, menemukan uraian yang kurang atau bahkan tidak jelas dan sulit dipahami, dan sering menemukan istilah-istilah asing tanpa arti yang membuat pembaca repot karena harus buka kamus atau bertanya pada temannya. Tetapi dalam buku literatur DR. farida Yusuf telah menyuguhkan uraian yang mudah dipahami dengan bahasa yang mearik dan dilengkapi dengan istilah-istilah asing dengan arti tersendiri.

Buku karya DR farida Yusup ini merupakan cetakan pertama. Kedepan semoga para pembaca bisa menikmati karyanya yang diramu dalam bahasa dengan kepiawaiannya sehingga mudah dipahami, untuk memperkaya pengtahuan kita.

Selasa, 06 November 2007

SYARAT DAN MACAM EVALUATOR

SYARAT YANG HARUS DIPENUHI SEBAGAI SEORANG EVALUATOR

1. MAMPU MELAKSANAKAN

Persyaratan pertama yang harus dipenuhi seorang evaluator adalah bahwa mereka harus mamiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang di dukung oleh teori dan keterampilan praktik.

2. CERMAT

Dapat melihat celah-celahdan detail dari program serta bagian program yang akan di evaluasi.

3. OBJEKTIF

Tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengmbil kesimpulan sebagaiman diatur oleh ketentuan yang harus di ikuti.

4. SABAR DAN TEKUN

Agar di dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrument, mengumpulkan data, dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergese-gesa.

5. HATI-HATI DAN BERTANGGUNG JAWAB

Yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila mash ada kekliruan yang diperbuat, berani menanggung risiko atas segala kesalahannya.

PERBEDAAN EVALUATOR INTERNAL DAN EVALUATOR EKSTERNAL

· EVALUATOR DALAM (INTERNAL EVALUATOR)

Yang dimaksud dengan evaluator internal (evaluator dalam) adalah petugas evaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang di evaluasi. Adapun kelebihan dan kekurangan dari evaluator internal adalah :

Kelebihan

1. evaluator memahami betul program yang akan di evaluasi sehingga kehawatiran untuk tidak atau kutang tepatnya sasaran tidak perlu ada. Dengan kata lain, evaluasi tapat pada sasaran

2. Karena evaluator adalah orang dalam, pengambil keputusan tidak perlu banyak mengeluarkan dana untuk membayar petugas evaluasi.

Kekurangan

1. adanya unsure subjektivitas dari evaluator, sehingga berusaha menyampaikan aspek positif dari program yang di evaluasi menginginkan agar kebijakan tersebut dapat di implementasikan dengan baik pula. Dengan kata lain, evaluator internal dapat dikhawatirkan akan bertindak subjektif.

2. Karena sudah memahami seluk-beluk program, jika evaluator yang ditunjuk kurang sabar, kegiatan evaluasi akan dilaksanakan dengan tergesa-gesa sehingga kurang cermat.

· EVALUATOR LUAR (EKSTERNAL EVALUATOR)

Yang dimaksud evaluator eksternal (evaluator luar) adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan implementasi program. Mereka berada di luar dan diminta oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program atau pelaksanaan kebijakan yang sudah diputuskan. Melihat bahwa status mereka berada diluar program dan dapat bertindak bebas dan sesuai dengan keinginan mereka sendiri maka tim evaluator luar ini bisa dikenal dengan nama tim bebas atau independent team.

Kelebihan

1. Oleh karena tidak berkepentingan atas keberhasilan program maka evaluator luar dapat berindak secara objektif selama melaksanakan evaluasi dan mengmbil kesimpulan. Apapun hasil evaluasi, tidak akan dapat respons emisional dari evaluator karena tidak ada keinginan untuk memperlihatkan bahwa program tersebut berhasil. Kesimpulan yang dibuat akan lebih sesuai dengan keadaan dan kenyataan.

2. Seorang ahli yang dibayar, biasanya akan mempertahankan kredibilitas kemampuannya. Dengan begitu, evaluator akan bekeraja secara serius dan hati-hati.

Kekurangan

1. Evaluator luar adalah orang baru, yang sebelumnya tidak mengenal kebijakan tentang program yang akan di evaluasi. Mereka berusaha mengenal dan mempelajari seluk-beluk program tersebut setelah mendapat permintaan untuk mengevaluasi. Mungkin sekali pada waktu mendapat penjelasan atau mempelajari isi kebijakan, ada hal-hal yang kurang jelas. Hal itu wajar karena evaluator tidak ikut dalam proses kegiatannya. Dampak dari ketidakjelasan pemahaman tersebut memungkinkan kesimpulan yang diambil kurang tepat.

2. Pemborosan, mengambil keputusan harus mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk membayar evaluator bebas.

Perbedaan menonjol antara evaluator internal dengan evaluator eksternal adalah adanya satu langkah penting sebelum mereka mulai melaksanakan tugas. Oleh karena evaluator eksternal adalah pihak asing yang tidak tahu-menahu dan tidak berkepentingan dengan program, yang diasumsukan belum memahami seluk-beluk program maka terlebih dahulu tim tersebut perlu mempelajari program yang akan dievaluasi.